Rabu, 14 September 2016
Rabu, 14 September 2016
- Oleh
BPTU PELAIHARI
- Kategori
publikasi
Kambing dan domba merupakan hewan ternak yang cocok untuk dikelola oleh rakyat karena memiliki daur perkembangbiakan cepat.
Hal itu dikatakan oleh Presiden Joko Widodo pada dialog dengan anggota Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI) sebagai rangkaian Temu Wicara dan Kontes Domba Garut yang digelar di Istana Bogor pada Sabtu (27/8).
“Umur panennya lebih pendek, lebih cepat dibanding pelihara sapi, dua tahun dua kali beranak. Saya kira untuk ternak rakyat jauh lebih bagus dan saya kira modalnya tidak besar, tidak butuh lahan yang luas,” ujar Presiden.
Presiden juga meminta kepada Menteri Pertanian untuk mensosialisasikan kepada masyarakat mengenai daging kambing sebagai jenis makanan yang aman untuk dikonsumsi.
“Daging kambing itu lebih sehat. Saya juga tiap hari makan sate kambing juga tidak apa-apa, kolesterol saya juga masih rendah,” cerita Presiden.
Perkembangan Domba-Kambing
Meski kontes domba Garut kali ini adalah kontes hobi, namun Kementerian Pertanian memiliki acuan kebijakan pengembangan komoditas domba dan kambing ini sebagai sumber protein hewani.
"Jangan hanya fokus swasembada daging sapi tapi kini difokuskan swasembada protein hewan, ada domba dan kambing," ungkap Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman pada acara yang sama.
Kementerian Pertanian merilis populasi domba dan kambing pada kurun waktu 2011-2015 tumbuh rata-rata 5,8% per tahun. Tahun 2015 lalu populasi ternak domba dan kambing mencapai 36 juta ekor, dipelihara sederhana skala rumah tangga peternak (<10 di="" ekor="" indonesia.="" menyebar="" seluruh="" span="" wilayah="" yang="">
Populasi domba-kambing terpusat di provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Pertumbuhan populasi ternak tersebut diprediksi akan tetap meningkat pada periode lima tahun berikutnya (2017-2021).
Mengutip proyeksi organisasi pangan dunia FAO pada FAO-OECD Agriculture Outlook Tahun 2015-2025 konsumsi daging global diperkirakan mencapai 35,3 kg per kapita/tahun, dari 1,3 kg pada tahun 2015.
Walaupun daging domba dan kambing tidak termasuk dalam pangsa produk yang diperdagangkan secara global, namun untuk pemenuhan kepentingan tertentu (ritual keagamaan), komoditas ini mempunyai segmentasi pasar global yang sangat menjanjikan di wilayah Asia, Afrika, dan Pasifik.
Mempertimbangkan aspek teknis, pemenuhan lokal dan perkembangan isu perdagangan global, Kementan mengharapkan pada tahun 2018 Indonesia akan mampu mengekspor domba dan kambing. Pada tahun itu, populasi domba dan kambing yang siap diekspor sebanyak 800 ribu ekor, dan diperkirakan ekspor semakin meningkat pada tahun 2021 menjadi 1,5 juta ekor. 10>
Hal itu dikatakan oleh Presiden Joko Widodo pada dialog dengan anggota Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI) sebagai rangkaian Temu Wicara dan Kontes Domba Garut yang digelar di Istana Bogor pada Sabtu (27/8).
“Umur panennya lebih pendek, lebih cepat dibanding pelihara sapi, dua tahun dua kali beranak. Saya kira untuk ternak rakyat jauh lebih bagus dan saya kira modalnya tidak besar, tidak butuh lahan yang luas,” ujar Presiden.
Presiden juga meminta kepada Menteri Pertanian untuk mensosialisasikan kepada masyarakat mengenai daging kambing sebagai jenis makanan yang aman untuk dikonsumsi.
“Daging kambing itu lebih sehat. Saya juga tiap hari makan sate kambing juga tidak apa-apa, kolesterol saya juga masih rendah,” cerita Presiden.
Perkembangan Domba-Kambing
Meski kontes domba Garut kali ini adalah kontes hobi, namun Kementerian Pertanian memiliki acuan kebijakan pengembangan komoditas domba dan kambing ini sebagai sumber protein hewani.
"Jangan hanya fokus swasembada daging sapi tapi kini difokuskan swasembada protein hewan, ada domba dan kambing," ungkap Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman pada acara yang sama.
Kementerian Pertanian merilis populasi domba dan kambing pada kurun waktu 2011-2015 tumbuh rata-rata 5,8% per tahun. Tahun 2015 lalu populasi ternak domba dan kambing mencapai 36 juta ekor, dipelihara sederhana skala rumah tangga peternak (<10 di="" ekor="" indonesia.="" menyebar="" seluruh="" span="" wilayah="" yang="">
Populasi domba-kambing terpusat di provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Pertumbuhan populasi ternak tersebut diprediksi akan tetap meningkat pada periode lima tahun berikutnya (2017-2021).
Mengutip proyeksi organisasi pangan dunia FAO pada FAO-OECD Agriculture Outlook Tahun 2015-2025 konsumsi daging global diperkirakan mencapai 35,3 kg per kapita/tahun, dari 1,3 kg pada tahun 2015.
Walaupun daging domba dan kambing tidak termasuk dalam pangsa produk yang diperdagangkan secara global, namun untuk pemenuhan kepentingan tertentu (ritual keagamaan), komoditas ini mempunyai segmentasi pasar global yang sangat menjanjikan di wilayah Asia, Afrika, dan Pasifik.
Mempertimbangkan aspek teknis, pemenuhan lokal dan perkembangan isu perdagangan global, Kementan mengharapkan pada tahun 2018 Indonesia akan mampu mengekspor domba dan kambing. Pada tahun itu, populasi domba dan kambing yang siap diekspor sebanyak 800 ribu ekor, dan diperkirakan ekspor semakin meningkat pada tahun 2021 menjadi 1,5 juta ekor. 10>
ist/nuruddin
www.trobos.com
![]() |
![]() |
~ Publikasi Populer ~
-
Semakin meningkatnya keperluan akan protein hewani, menuntut dihasilkannya ternak bibit yang dapat menghasilkan produksi optimal. Dalam ...
-
Biosekuriti adalah suatu konsep yang merupakan bagian integral dari suksesnya sistem produksi peternakan unggas, khususnya petelur untuk ...
-
Sebuah catatan kecil dari Pertemuan Stakeholder Pembibitan Itik Nusantara Mitra BPTU KDI Pelaihari 2013 Minahasa Sulawesi Utara dan mengi...