Minggu, 29 Oktober 2017
Minggu, 29 Oktober 2017
- Oleh
Unknown
- Kategori
publikasi
Sukamara, kabupaten yang
terbentuk tahun 2003 hasil pemekaran dari kabupaten Kotawaringin Barat
Kalimantan Tengah menyimpan potensi bidang peternakan disebabkan ketersediaan
lahan luas untuk hijauan pakan ternak dan peluang untuk penerapan integrasi
sawit-sapi. Potensi tersebut tidak tergarap dengan baik karena mayoritas masyarakat
peternak belum menerapkan manajemen peternakan dengan baik, ternak dilepasliarkan
begitu saja dengan atau tanpa pejantan dan kemungkinan terjadi perkawinan
sedarah pada saat dilepasliarkan.
Program
Gertak Birahi dan Inseminasi Buatan (GBIB) sejak tahun 2015 dan dilanjutkan dengan
UPSUS SIWAB tahun 2017 bersama BPTU-HPT
Pelaihari telah membawa banyak perubahan di bidang peternakan. Saat ini di
Sukamara tersedia tidak kurang dari 20 kandang jepit dan bahan dan peralatan Inseminasi
Buatan (IB) seperti kontainer, IB gun dan hormon. Masyarakat peternak sudah
menerapkan upaya sinkronisasi berahi dan IB untuk meningkatkan produktivitas
ternak, meskipun belum mencakup keseluruhan peternak mengingat wilayah yang
luas dan keterbatasan petugas teknis.
Pada
tanggal 24-25 Oktober 2017 telah dilaksanakan kegiatan UPSUS SIWAB, yang
berlokasi di kecamatan Kartamulya dan kecamatan Pasir Lunci kabupaten Sukamara.
Kegiatan melibatkan petugas (Inseminasi Buatan/IB, Pemeriksaan Kebuntingan/PKB,
Asisten Repoduksi/ATR, Medik/Paramedik) sejumlah 4 orang dari Dinas Pertanian
dan Peternakan kabupaten Sukamara dan BPTU-HPT Pelaihari.
Tercatat
hasil pelaksanaan kegiatan berupa ternak bunting 15 ekor, ternak disinkron
berahi 15 ekor, 1 ekor dilakukan IB, dan 1 ekor mengalami gangguan reproduksi.
Kendala
dilapangan diantaranya: peternak belum bisa dan kurang teliti mengenali
ciri-ciri ternak berahi sehingga terlambat dilakukan IB, peternak belum dapat menerima
kegiatan IB karena belum ada bukti keuntungan dari pelaksanaan IB, kesulitan handling ternak karena ternak jarang diikat,
lokasi ternak yang berjauhan dan tidak dikumpulkan dalam satu lokasi, pelaporan
melalui Isikhnas masih menjadi kendala karena sering gagal proses, kemudian
disepakati pelaporan Isikhnas oleh rekorder kabupaten menggunakan spread sheet, sedangkan petugas lapangan
cukup melaporkan kegiatan kepada rekorder.
Semoga
UPSUS SIWAB menggerakkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya produktivitas
ternak dan tidak ada lagi indukan tidak bunting.
![]() |
![]() |

~ Publikasi Populer ~
-
Semakin meningkatnya keperluan akan protein hewani, menuntut dihasilkannya ternak bibit yang dapat menghasilkan produksi optimal. Dalam ...
-
Biosekuriti adalah suatu konsep yang merupakan bagian integral dari suksesnya sistem produksi peternakan unggas, khususnya petelur untuk ...
-
Sebuah catatan kecil dari Pertemuan Stakeholder Pembibitan Itik Nusantara Mitra BPTU KDI Pelaihari 2013 Minahasa Sulawesi Utara dan mengi...
