Rabu, 18 Juli 2018
Rabu, 18 Juli 2018
- Oleh
Unknown
- Kategori
publikasi
Usaha peternakan itik merupakan salah satu usaha alternatif untuk meningkatkan pedapatan yang semakin diminati masyarakat di pedesaan maupun di sekitar perkotaan. Peluang pengembangan peternakan itik masih sangat terbuka karena ketersediaan bibit dalam jumlah besar dan mutu yang relatif baik, mudahnya akses pemasaran, dan keterampilan petani yang memadai.
Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha ternak itik adalah pakan. Pemberian pakan itik tidak boleh sembarangan. Pakan yang baik dan berkualitas pasti akan dicerna dengan baik oleh tubuh itik. Jika itik diberikan pakan komersial sepanjang hidupnya, biaya pakan akan sangat tinggi. Untuk mensiasatinya, itik dapat diberikan pakan alternatif yang dapat diperoleh peternak di lokasi budidaya. Salah satu pakan alternatif yang biasa dimanfaatkan petani adalah limbah sayuran atau hijauan yang banyak dijumpai disekitar, misalnya ; bayam, kangkung, sawi, eceng gondok, daun pepaya, kubis dll.
Sebagian ahli nutrisi menyatakan Pemberian sayuran ditengarai menyebabkan penurunan bobot itik dari seharusnya karena bila itik diberi hijauan maka jatah pakan perharinya akan berkurang akibat itik telah kenyang ransum "rendahan" tadi. Selain itu kandungan serat kasar yang tinggi pada hijauan akan membuat zat makanan yang mudah tercerna akan mudah keluar bersama kotoran sebelum dicerna itik. Akan tetapi hal tersebut tidak sepenuhnya benar karena hijauan merupakan pakan alternatif yang murah dan kaya manfaat. Apalagi untuk itik periode grower ( usia 1-5 bulan ) hijauan dapat mengirit pakan disaat itik belum menghasilkan telur.
Sayuran hijau kaya akan pigmen karotinoid xanthopil (kuning) dan kerotin (kuning jingga) yang bisa membuat warna kuning telur itik menjadi cerah. Kita juga tahu bahwa hijauan kaya akan berbagai macam vitamin dan mineral sehingga akan melengkapi kebutuhan vitamin dan mineral dari pakan pabrik yang sangat mungkin rusak akibat proses penyimpanan, kelembaban, ph yang tidak sesuai dan interaksi dengan senyawa lain, karena vitamin merupakan zat yang mudah rusak. Pemberian hijauan merupakan sumber mineral murah meriah untuk itik.
Hijauan juga bermanfaat sebagai sumber serat bagi itik yang berguna untuk memacu pertumbuhan organ pencernaan dan mencegah penggumpalan ransum dalam lambung dan usus itik. Itik memiliki kemampuan mencerna serat lebih baik dari ayam karena sekum/usus buntu itik berkembang lebih baik dari ayam. Didalam usus buntu tersebut terdapat mikroba yang mampu mencerna serat kasar menjadi asam lemak selulotik untuk kebutuhan energi.
Pemberian hijauan sebagai pakan itik hanya sebagai pelengkap sehingga peternak juga harus tetap memperhatikan kebutuhan nutrisi ternaknya. Peternak tidak dianjurkan untuk mengganti ransum itik sepenuhnya menggunakan pakan hijauan sebab kandungan energi metabolisme hijauan rata-rata rendah bila dibandingkan bahan lain, karena energi metabolisme rendah maka ransum berkurang nilai energinya yang berakibat pakan hanya cukup untuk hidup dan tidak ada yang disimpan untuk tubuh ( itik kurus ) apalagi untuk produksi telur.
Pemberian hijauan untuk ransum itik pada umumnya sebesar 5% dari total kebutuhan pakan harian itik. Teknik pemberian Pemberian hijauan untuk itik memiliki beragam cara, diantaranya dilakukan dengan :
1. Pemberian langsung Hijauan setelah dibersihkan dirajang dan dicampurkan pada ransum itik. Keuntungan cara ini adalah kita mendapatkan hijauan yang asli dalam artian kadar protein, vitamin mineral dan zat-zat lain dalam kadar tinggi. Kerugiannya zat yang tidak diinginkan semisal anti nutrisi juga masih tinggi sehingga pemberiannya harus diperhatikan betul.
2. Dengan fermentasi Hijauan setelah dibersihkan dan dirajang dicampur dengan bahan pakan lain semisal dedak dan jagung dan dikukus sebentar kemudian didinginkan dan ditambahkan starter baik itu ragi tape, ragi tempe, EM4, bakteri asam laktat kemudian disimpan dalam wadah kedap udara selama 2 hari. Dalam beberapa penelitian disebutkan bahwa pemberian pakan fermentasi ini dapat meningkatkan palatabilitas dan kualitas pakan ternak sehingga cenderung disenangi dan dicerna lebih baik oleh itik. Perlakuan ini juga membuat tekstur pakan lebih basah sehingga ternak itik lebih menyukainya. Penambahan pakan fermentasi sampai dengan 20% dari total kebutuhan pakan dapat meningkatkan pertumbuhan bobot secara signifikan.
3. Dibuat tepung daun/ekstrak kering Hijauan dicuci , ditiriskan, dan disimpan dalam suhu 30-32°c atau dijemur dipanas matahari. Setelah kering kemudian dihaluskan.
4. Diambil sarinya saja misal protein saja ( konsentrat protein daun ). Secara mudahnya prosesnya adalah: Hijauan dicuci kemudian dimasukkan kedalam air mendidih selama 3-10 menit (blanshing) untuk inactive enzim dan mematikan mikroba patogen. Setelah itu dihancurkan (blender) untuk memecah dinding sel hijauan dan disaring menggunakan kain saring. Hasil saringan (filtrat) dipanaskan pada suhu 80-90°c selama 15 menit agar terjadi penggumpalan protein. Hasil pemanasan didinginkan dan dimasukkan dalam wadah untuk kemudian diputar selama 30 menit dengan kecepatan 1000 rpm (putaran per menit). Endapan yang dihasilkan dipisahkan untuk kemudian dikeringkan dengan oven. Hasil pengovenan digiling kembali dan diayak, hasilnya berupa konsentrat protein daun yang bisa ditambahkan ke ransum yang memiliki kandungan protein rendah.
Semoga bermanfaat!
(Dari Berbagai Sumber)
![]() |
![]() |

~ Publikasi Populer ~
-
Semakin meningkatnya keperluan akan protein hewani, menuntut dihasilkannya ternak bibit yang dapat menghasilkan produksi optimal. Dalam ...
-
Biosekuriti adalah suatu konsep yang merupakan bagian integral dari suksesnya sistem produksi peternakan unggas, khususnya petelur untuk ...
-
Sebuah catatan kecil dari Pertemuan Stakeholder Pembibitan Itik Nusantara Mitra BPTU KDI Pelaihari 2013 Minahasa Sulawesi Utara dan mengi...
